Selasa, 20 Juni 2017

Cara Penularan dan Cara Pencegahan Penyakit Polio

Cara Penularan dan Cara Pencegahan Penyakit Polio | Jika diteliti lebih dalam, penyakit yang diakibatkan oleh adanya virus sangatlah banyak ragamnya. Seperti halnya penyakit Polio atau Poliomyelitis yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh poliovirus dan bersifat menular yang dapat menyerang sistem saraf, khususnya pada balita yang belum melakukan vaksinasi polio.


Dimana, kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan bernafas, kelumpuhan bahkan kematian. Sekitar 0.5% dari kasus polio terdapat kelemahan otot yang akan mengakibatkan kelumpuhan. Dimana kelemahan sering terjadi pada kaki, dan kadang-kadang juga bisa terjadi pada otot-otot kepala, leher dan diafragma.

Poliovirus biasanya akan menyebar dari orang ke orang melalui feses yang terinfeksi yang telah memasuki mulut. Dan juga dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang mengandung kotoran manusia serta dari air liur yang terinfeksi meskipun jarang terjadi. Kebanyakan gejala infeksi terjadi selama beberapa hari-minggu.

Penyebab Penyakit Polio 

Seperti sudah dikatakan tadi, penyakit ini terjadi karen adanya virus polio yaitu poliovirus yang akan menular melalui kontak dengan makanan dan air yang terkontaminasi feses penderita dan dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita polio. Dimana kondisi ini sering terjadi pada daerah yang sistem drainasenya buruk.

Selain itu, ada bebrapa faktor yang dapat memicu risiko terjadinya Polio yaitu:
  • Tinggal dengan orang yang terinfeksi polio.
  • Sistem kekebalan tubuh yang menurun.
  • Seseorang yang telah menjalani operasi amandel.
  • Bepergian ke daerah dimana masih terjadi penyakit polio.
  • Stres atau aktivitas berat yang lama yang terpapar virus polio.
Gejala Penyakit Polio

Gejala yang dirasakan oleh penderita polio dapat dibagi menjadi 3 macam berdasarkan jenis penyakit polionya yaitu:
  1. Polio non-paralis, polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejalanya seperti, muntah, lemah, letih, demam, meningitis, sakit kepala, sakit tenggorokan, kaku pada kaki, tangan, leher, dan punggung.
  2. Polio Paralisis, merupakan tipe polio paling parah dan menyebabkan kelumpuhan. Gejala awal polio paralis sama dengan polio non-paralis seperti sakit kepala dan demam. Sedangkan gejala polio paralis sendiri adalah sakit otot, kaki dan tangan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
  3. Sindrom pasca polio, dimana jenis polio yang sering menimpa orang-orang yang berusia 30-40 tahun yang sebelumnya memiliki riwayat penderita polio. Gejala yang dapat terjadi diantaranya, mudah lelah, sulit bernafas dan menelan, sulit berkonsentrasi, depresi, kelainan bentuk kaki atau pergelangan, serta tidak kuat menahan suhu dingin.
Komplikasi Penyakit Polio
  • Kecacatan.
  • Kelainan bentuk kaki dan pinggul.
  • Kelumpuhan yang sementara dan permanen.
Pencegahan Penyakit Polio
  • Pemberian 4 dosis vaksin polio tidak aktif pada anak-anak yang berusia 2 bulan, 4 bulan, 6-18 bulan dan 4-6 tahun.
  • Dua dosis vaksin polio pada dewasa dengan jarak waktu antara 4-8 bulan, dan dosis kedua antara 6-12 bulan.

Demikianlah artikel yang dapat kami sampaikan. Semoga artikel ini bermanfaat. Dan kami beritahukan bahwa Informasi yang kami sampaikan bukanlah pengganti nasihat medis. Ini hanyalah sekedar informasi untuk anda mengenai Penyakit Polio. Terima kasih atas kunjungan anda dan Salam Sehat!!!.

Penyebab, Gejala dan Pencegahan Penyakit Tifus (Tipes)

Penyebab, Gejala dan Pencegahan Penyakit Tifus (Tipes) | Berbagai penyakit akan timbul karena gaya hidup seseorang yang tidak sehat. Seperti halnya penyakit tifus, kondisi ini merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh kebanyakan masyarakat pada umumnya. Dimana biasanya penyakit ini akan menyerang negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia dan sangat sulit untuk ditemukan di negara-negara maju.


Penyakit Demam Tifoid atau lebih dikenal dengan sebutan Tifus (tipes) merupakan suatu penyakit yang terjadi karena adanya masalah peradangan usus yang terjadi karena infeksi bakteri Salmonella typhi yang sering menyebar dalam makanan dan minuman yang telah terkontaminasi sejumlah kecil tinja yang mengandung bakteri. Dimana penyakit ini sangat cepat menular, dan penularan terjadi akibat terkena urine yang terinfeksi bakteri.

Menurut penelitian kasusnya sendiri, kondisi ini merupakan penyakit endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius di negara Indonesia.

Penyebab Tifus

Kondisi ini dapat terjadi karena adanya infeksi bakteri Salmonella typhi yang sering menyebar dalam makanan dan minuman yang telah terkontaminasi sejumlah kecil tinja yang mengandung bakteri yang nantinya berkembang biak di dalam saluran cerna sehingga menyebabkan seseorang keracunan makanan. Selain itu ada beberapa kebiasaan yang dapat menjadi penyebab penyebaran tifus:
  • Seseorang yang melakukan seks oral dengan pembawa bakteri Salmonella typhi.
  • Mengonsumsi seafood yang berasal dari air yang terkontaminasi urin dan tinja yang terinfeksi.
  • Keadaan lingkungan yang kotor.
  • Tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah makan.
  • Mengonsumsi produk susu yang telah terkontaminasi bakteri.
  • Mengonsumsi sayuran yang menggunakan pupuk yang sudah terkontaminasi dengan tinja manusia.
Gejala serta Ciri-ciri Tifus
  • Sakit perut.
  • Mual dan muntah.
  • Demam tinggi di malam hari dalam jangka waktu yang lama.
  • Otot terasa sakit.
  • Kelelahan dan lemas.
  • Pembesaran pada hinjal dan hati.
  • Batuk kering.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Muncul ruam pada kulit berupa bintik-bintik yang banyak.
  • Diare pada anak.
  • Konstipasi pada orang dewasa.
  • Sakit kepala.
  • Perut kembung.
  • Lidah berwarna putih.
Pengobatan Tifus

Penyakit tifus jika tidak segera ditangai maka akan menyebabkan kematian. Maka dari itu, kita harus segera membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa sehingga bisa ditangani sejak dini. Pengobatan yang biasa dilakukan di Rumah sakit adalah:
  • Pemberian suntikan antibiotik.
  • Dilakukan perawatan infus.
  • Operasi, namun jika komplikasi telah terjadi.
Pencegahan Tifus
  • Istirahat yang cukup.
  • Makan dengan pola makan yang sehat dan bergizi.
  • Selalu cuci tangan dengan sabun dan air hangat untuk mengurangi infeksi.
  • Minum banyak air putih yaitu 8 gelas per hari atau lebih
  • Jangan jajan sembarangan.
  • Sebelum membeli sesuatu makanan atau minuman lihat dulu tanggal kadaluwarsanya. 

Demikianlah artikel yang dapat kami sampaikan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua. Dan kami beritahukan bahwa Informasi yang kami sampaikan bukanlah pengganti nasihat medis. Ini hanyalah sekedar informasi untuk anda mengenai Penyakit Tifus. Terima kasih atas kunjungan anda dan Salam Sehat!!!.

Dampak Negatif Penggunaan Sepatu Hak Tinggi

Dampak Negatif Penggunaan Sepatu Hak Tinggi - Sepatu dengan hak tinggi atau high heels sekarang mungkin menjadi sebagai hal yang wajib bagi semua wanita. Apalagi untuk para wanita yang mempunyai tinggi badan yang kurang. Sehingga ia bisa lebih percaya diri dengan tubuh yang tinggi semampai. Tidak dipungkiri seseorang yang memakai sepatu hak tinggi dapat membuat kaki terlihat lebih panjang sehingga akan terlihat lebih langsing.



Namun apakah kalian tahu, risiko yang akan terjadi ketika kita sering memakai sepatu hak tinggi? Penggunaan sepatu hak tinggi yang sering serta dipakai dalam jangka waktu yang lama, itu akan membuat risiko bertambah besar akan bahayanya kesehatan kita. Dan berikut beberapa Dampak negatif yang akan dialami jika anda terlalu sering dan lama menggunakan sepatu dengan hak tinggi.
  • Bunions, adalah kondisi dimana terdapat benjolan abnormal tulang di pangkal jempol kaki yang sering diakibatkan oleh pemakaian sepatu hak tinggi yang sempit. Dimana kondisi ini akan menimbulkan rasa sakit pada kaki dan harus dilakukan operasi untuk penyembuhannya.
  • Osteoartritis, ketika kita menggunakan sepatu hak tinggi maka akan menimbulkan tekanan pada lutut yang akan mengakibatkan Osteoartritis, karena terjadi gesekan ujung-ujung tulang penyusun sendi yang akan mengakibatkan inflamasi dan nyeri.
  • Metatarsalgia, hal ini terjadi kita menggunakan sepatu hak tinggi yang runcing sehingga akan mendatangkan tekanan berlebih pada telapak kaki bagian atas tepat di bawah jari kaki. Yang dimana jika tidak segera diobati maka akan menyebabkan keretakan pada tulang.
  • Plantar fasciitis, mungkin beberapa wanita yang menggunakan hak tinggi akan mengakibatkan pemendekan tendon Achilles yang diakibatkan oleh tumit yang meninggi.
  • Saraf terjepit atau Siatika, dapat terjadi karena adanya penambahan beban pada jari-jari yang akan membuat tubuh lebih condong ke depan saat berdiri dan berjalan. Yang akan menyebabkan tekanan berlebih pada lutut, pinggul dan punggung bagian bawah.
  • Bengkoknya jari kaki, jika penggunaan sepatu hak tinggi dilakukan secara terus menerus, telapak kaki bagian depan akan mengalami tekanan akibat penggunaan hak tinggi yang berujung lancip atau ukurannya kecil yang dapat menyebabkan kelainan bentuk kaki seperti hammer toes (3 jari kaki paling tengah bengkok).

Demikianlah artikel yang dapat kami sampaikan. Semoga artikel ini bermanfaat. Sehingga anda bisa lebih cermat dalam memilih sepatu high heels yang akan anda gunakan. Terima kasih atas kunjungan anda dan sampai jumpa.